Pages/Halaman:
Penyakit langka cacar monyet bisa menyebabkan ruam pada wajah dan tangan.(SPL via BBC INDONESIA/Kompas)
SAFAHAD - Pandemi Covid-19 masih belum usai, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluarkan peringatan terkait kasus monkeypox alias cacar monyet.
"Ini adalah wabah cacar monyet terbesar dan paling luas yang pernah terlihat di Eropa," kata layanan medis angkatan bersenjata Jerman, yang mendeteksi kasus pertamanya di negara itu pada Jumat.
Meski tidak ada vaksin khusus untuk cacar monyet, tetapi data WHO menunjukkan bahwa vaksin yang digunakan untuk membasmi cacar hingga 85% efektif melawan cacar monyet.
Virus cacar monyet sendiri termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Virus ini pertama kali ditemukan pada 1958, ketika penyakit semacam cacar terjadi pada monyet laboratorium yang dipelihara untuk kepentingan penelitian.
Sejak tahun 1970, kasus cacar monyet telah dilaporkan di 11 negara Afrika. Nigeria telah mengalami wabah besar yang sedang berlangsung sejak 2017. Menurut WHO, sejauh tahun ini, ada 46 kasus yang dicurigai, di mana 15 di antaranya telah dikonfirmasi.
Kasus Eropa pertama dikonfirmasi pada 7 Mei pada seorang individu yang kembali ke Inggris dari Nigeria. Sejak itu, lebih dari 100 kasus telah dikonfirmasi di luar Afrika, menurut pelacak oleh akademisi Universitas Oxford.
Banyak kasus tidak terkait dengan perjalanan ke benua itu. Akibatnya, penyebab wabah ini tidak jelas, meskipun otoritas kesehatan mengatakan bahwa ada potensi penyebaran komunitas pada tingkat tertentu.[CNBC]
Lihat Juga
Lihat Juga