Eko Kuntadhi/Net
SAFAHAD - Nama pegiat media sosial,
Eko Kuntadhi jadi perbincangan warganet di media sosial, terutama Twitter, Sabtu (21/5/2022).
Musababnya, pria yang dikenal sebagai buzzeRp itu diduga menyebar hoax soal penolakan
Ustaz Abdul Somad oleh masyarakat
Madura.
Pada cuitan 20 Mei 2022 kemarin, Eko Kuntadhi mengunggah tangkapan layar sebuah pemberitaan yang memberitakan kedatangan UAS di Madura.
“Hari ini, Ratusan Santri Bakal Gelar Aksi Tolak Kedatangan Ustadz Abdul Somad di Madura” tulisan dalam judul berita tersebut.
Pemilik akun @_ekokuntadhi itu lantas menambahkan narasi jika masyarakat Madura tak mau kalah dengan pemerintah Singapura.
“Madura gak mau kalah dengan Singaoura,” tulisnya.
Hingga pukul 10.37 WIB, tagar #TangkapEkoKuntadhi sudah diunggah 4.575 kali oleh netizen. Berikut beberapa komentar warganet soal tagar itu.
“Pk Kapolri @ListyoSigitP Buktikan Bahwa Hukum tidak tebang pilih buktikan Presisi Polri nya,” komentar @Kadr***.
“Aparat tak berani menangkap penyebar hoax eko kuntadi?,” kata @sakka***.
“Orang seperti @_ekokuntadhi layaknya di penjara,” balas @susanti***.
Ustadz Abdul Somad saat menyampaikan ceramah dalam acara tabligh akbar di lapangan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur, Jumat (20/5/2022) malam. (ANTARA/Abd Aziz/jpnn)
Sementara itu, pendakwah Ustaz Hilmi Firdausi sebut masyarakat
Madura yang menolak kedatangan
Ustaz Abdul Somad (UAS) merupakan hoax atau kabar bohong.
Ustaz Hilmi yang memposting foto UAS yang sedang melakukan ceramah yang digelar di pondok peseantren Al-Amin di Madura.
Nampaknya ribuan masyarakat Madura antusias mengikuti dan mendengar ceramah UAS. Padahal beredar kabar jika ada wacana aksi sekelompok santri yang menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad ke Madura.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ustaz Hilmi Firdausi mengatakan bahwa acara tabligh akbar Abdul Somad di Ponpes AL-Amin sebagai bukti masyarakat Madura yang menolak UAS adalah hoaks.
“Foto2 tabligh akbar UAS di Ponpes Al-Amin Sumenep ini menjawab hoax katanya UAS ditolak masyarkat
Madura,” ucap Hilmi dikutip FIN dari @Hilmi28 pada Sabtu, 21 Mei 2022.
Hilmi pun mengimbau kepada masyarakat untuk janganlah atas dasar kebencian membuat bersikap tidak adil. Acara yang dihadiri jutaan masyarakat sebagai bukti mencintai
UAS.
“Ayolah, janganlah kebencian membuat kalian bersikap tidak adil. Setiap acara beliau selalu dihadiri lautan manusia, masyarkat begitu mecintai
UAS. Segelintir saja yang tidak suka,” ungkapnya.
Sebelumnya surat seruan penolakan kedatangan UAS di
Madura tersebar di media sosial. Surat itu ditandatangani oleh Ustaz Ahmad sebagai koordinator aksi tertanggal 18 Mei 2022.
Namun aksi tersebut gagal terlaksana. Padahal mereka telah memberitahukan pihal Polres Sumenep. Dalam surat pemberitahuan itu rencananya masa aksi berjumlah 200 orang. Polisi pun telah bersiap.
“Sesuai SOP kami sudah melakukan persiapan pasukan pengamanan untuk mengawal aksi tersebut, namun ternyata tidak ada,” kata Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Jumat 20 Mei 2022.
Berdasar surat pemberitahuan yang tersebar, aksi ini mengatasnamakan Gerakan Santri Madura. Rencananya aksi berlangsung pada Jumat 20 Mei 2022 pukul 13.00 di depan Masjid Jamik Sumenep. Namun, hingga waktu tersebut tidak ada aksi massa yang berdatangan.
“Ternyata aksinya tidak jadi, tapi juga tidak ada pencabutan pemberitahuannya sampai sekarang,” kata AKP Widiarti.
[Fajar]
Lihat Juga
Lihat Juga