Pages/Halaman:
Dusun Legetang Dieng. ©2020 liputan6.com
SAFAHAD - longsornya Gunung Pengamun-amun menewaskan sedikitnya 450 warga Dusun Legetang di dataran tinggi Dieng, kurang lebih 67 tahun silam, hingga saat ini masih menyisakan misteri yang belum terpecahkan.
Scroll untuk Membaca
Diakui Toyib, jauh sebelum kejadian longsor tersebut dia pernah main sendiri ke dusun yang masih tetangga desa tersebut. Ketika itu, pernah main ke rumah saudaranya, almarhum Ahmad Nasir. Dalam kejadian tersebut, kelima saudaranya ikut hilang dan jasadnya tidak ditemukan karena terkubur longsoran.
Ceritanya masyarakat setempat ada yang molimo khusus madon (main wanita) dan main (judi). “Kalau minum kan katanya, arak. Kalau arak, orang nggak kuat beli saat itu,” tuturnya.
Diceritakan Toyib, kehidupan warga Dusun Legetang saat itu, agamanya nol, kemudian akhlaknya bukan Islam. Hal tersebut karena Indonesia baru saja merdeka. Warga Dusun Legetang dulunya adalah para petani sukses dan makmur secara ekonomi. Sehingga warga disana tidak kekurangan secara ekonomi karena panen yang melimpah.
Bahkan jika di daerah lain gagal panen namun tidak demikiannya di Dusun Legetang karena panen melimpah dengan kualitas yang baik dibanding daerah lain. Namun hal tersebut tidak menjadikan warganya bersyukur atas nikmat Allah Ta’ala. Sehingga banyak warga yang tenggelam dalam berbagai kemaksiatan.
Berdasarkan cerita setiap malam warga dusun tersebut mengadakan tarian erotis yang dibawakan para penari perempuan sehingga berujung kepada perzinahan. Sehingga pada suatu malam turun hujan yang lebat dan masyarakat Legetang sedang tenggelam dalam kemaksiatan.
Namun saat tengah malam hujan reda lalu tiba-tiba terdengar suara seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan.
Pagi harinya masyarakat di sekitar dukuh atau Dusun Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah dan belahannya itu menimbun Dusun Legetang.
Dusun Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya tewas. Gegerlah kawasan Dieng. Seandainya Gunung Pengamun-amun sekedar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa di bawahnya.
Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada. Jadi potongan gunung itu terangkat dan melewati sungai maupun jurang lalu jatuh menimpa Dukuh Legetang.[okezone]
Lihat Juga
Lihat Juga