-->

Notification


×

Iklan

Iklan

Kategori Pilihan

Niat Puasa Syawal dengan Penjelasan Dari Ustadz Adi Hidayat

Tayang: Selasa, 10 Mei 2022 | 10.45 WIB
Tayangan Last Updated 2022-05-10T03:46:43Z

Pages/Halaman:
Dapatkan berita terupdate dari SAFAHAD.MY.ID di:
SAFAHAD - Bulan suci Ramadhan telah berakhir dan disambut dengan bulan Syawal dengan diawali dengan shalat Idul Fitri dan disunahkan untuk berpuasa Syawal.
Ustadz Adi Hidayat/Net
SAFAHAD - Bulan suci Ramadhan telah berakhir dan disambut dengan bulan Syawal dengan diawali dengan shalat Idul Fitri dan disunahkan untuk berpuasa Syawal.

Berikut adalah niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT."

Pada bulan Syawal kita dianjurkan untuk bepuasa 6 hari. Pada bulan ini terdapat keistimewaan jika kita melakukan ibadah puasa 6 hari di bulan Syawal.

Dikutip dari kanal Youtube Adi Hidayat Official, ada sesuatu yang istimewa di dalam rangkaian bulan Syawal. Pada hari pertama kita menuaikan sholat Idul Fitri, bercengkrama dengan keluarga dan membangun silaturahmi.

Pada hari kedua hingga akhir bulan, ada sesuatu yang istimewa yang hanya ada di bulan Syawal dan langsung disampaikan oleh Rasulullah.

Sahabat Abu Ayyub Al Anshari menerima informasi penting dari Rasulullah dan dirangkum oleh Imam Muslim dalam Hadits nomor 1164, Rasulullah bersabda:
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال، كان كصيام الدهر
Artinya: Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.

Maksud dari hadits di atas adalah barang siapa insan beriman yang berpuasa di bulan Ramadhan dan ditambah dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka jika digabungkan keduanya, maka nilai puasanya sama dengan berpuasa setahun penuh.

Dalam kanal Youtube-nya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ada 3 hal yang penting dari keterangan hadits di atas.

Pertama Rasulullah memberikan apresiasi yang tinggi kepada insan beriman yang telah menyempurnakan Puasa Ramadhan, dengan memberikan satu tambahan enam hari puasa lagi yang setara dengan puasa satu tahun.

Hal ini bisa ditemukan rumusnya di Surat Al-An’am ayat 160.

"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)", Al An’am ayat 160.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai rumusan yang ada di surat Al An’am ayat 160. Menurutnya, jika ada orang yang menunaikan Puasa Ramadhan selama sebulan dikalikan 10 kali, maka menjadi 10 bulan.

Jadi 30 hari X 10 = 300 hari ditambah 6 hari X 10 = 60 hari, maka 300 + 60 = 360 hari. Maka nilai fantastis ini diberikan oleh Allah sebagai hadiah untuk umat Nabi Muhammad, melalui kemuliaan rasul-Nya.
Selanjutnya, yang kedua Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan mengenai teknis berpuasa 6 hari di bulan Syawal. Menurutnya, puasa di bulan Syawal bisa dilakukan dengan dua acara yaitu dengan cara beruntun dan berselang atau ada waktu jeda.

"Teknis penunaian puasa Syawal ini diungkapkan dengan kalimat ثم أتبعه ستا yang memiliki 2 pemaknaan. Bisa berurutan, bisa juga berselang, jadi ada jedanya. Bisa diseling oleh suatu kondisi, kegiatan atau peristiwa yang lain, tetapi tetap diikutkan di dalam frame yang sama", jelas Ustad Adi Hidayat.

Selanjutnya, menjelaskan persoalan fiqh yang ketiga adalah bagaimana jika ada yang masih memiliki hutang qadha puasa? Biasanya kasus ini melekat kepada muslimah yang datang haid nya di Bulan Ramadhan, yang menjadikan puasa Ramadhan nya harus di qadha seperti yang tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 184.

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui", Al-Baqarah ayat 184.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa jika bertemu qadha puasa yang sifatnya wajib sedangkan puasa Syawal sifatnya sunnah, alangkah baiknya secara adab didahulukan yang qadha.
Selanjutnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai bagaimana kalau saat kita qadha puasa dan tidak lagi mendapati sisa waktu untuk menunaikan Puasa Syawal?

Menurut Ustadz Adi Hidayat, maka tanamkan keinginan kuat untuk melakukannya. Dengan keinginan kuat dan harapan untuk bisa menunaikannya, boleh jadi Allah berkenan untuk memberikan pahala lebih dulu dengan niat dan keinginan yang ada, sekalipun belum mendapati kesempatan untuk mengerjakannya.[SRC]
والله أعلمُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Lihat Juga
Lihat Juga
dCrHb44.jpg Lihat Juga
Lihat Juga
Lihat Juga

×
Latest Update Update
CLOSE Ads