Pages/Halaman:
Ikuti konten terbaru dan menarik lainnya di:
Google News: GNEWS
Facebook:
X/Twitter: Follow @sekalipakai3
Instagram:
ilustrasi kerja/Net
SAFAHAD - Microsoft Corp. merilis laporan Work Trend Index tahunan keduanya bertajuk, “Great Expectations: Making Hybrid Work Work”. Laporan tersebut memberikan insights agar dapat mengakomodasi organisasi untuk terus berkembang di tengah perubahan dan disrupsi kerja yang berlangsung.
ilustrasi kerja (unsplash.com/Claudio Schwarz/idntimes)
Sebanyak 48 persen karyawan di Indonesia mengatakan mereka cenderung lebih memprioritaskan kesehatan dan wellbeing dibandingkan pekerjaan, daripada sebelum pandemik. Bahkan, diketahui bila ‘Great Reshuffle’ juga belum berakhir.
2. Manajer mengalami dilema antara kepemimpinan dan ekspektasi karyawan
Namun, 66 persen pekerja di Indonesia lebih mempertimbangkan untuk beralih ke kerja remote atau hybrid. Hal ini dikarenakan sistem kerja tersebut dikenal cukup fleksibel sehingga lebih menguntungkan dan dapat membuat lebih produktif.
3. Pemimpin perlu membuat kantor terasa ‘worth to commute’
Untuk itu, agar perusahaan dapat berjalan lebih efektif kamu juga perlu mempertimbangkan aturan baru perihal konsep kerja hybrid. Hal ini sangat penting guna meningkatkan produktivitas para karyawan.
ilustrasi kerja (unsplash.com/mhin thian/idntimes)
Sebanyak 60 persen pemimpin di Indonesia mengatakan perusahaan mereka berencana untuk kembali ke mode kerja dari kantor (WFO) secara penuh pada tahun depan. Data yang diketahui bahkan menyatakan bahwa angka tersebut lebih tinggi dibandingkan data global yang berada di 50 persen.
ilustrasi kerja (unsplash.com/Free-Photos/idntimes)
Dalam data yang ada juga dipaparkan bila sebanyak 41 persen karyawan hybrid di Indonesia mengatakan tantangan terbesar mereka adalah mengetahui kapan dan mengapa mereka harus datang ke kantor. Sementara, hanya 40 persen pemimpin telah membuat kesepakatan tim untuk mendefinisikan norma-norma baru ini.
4. Pekerjaan yang fleksibel bukan berarti harus "selalu standby"
“Tidak ada cara untuk bisa melupakan apa yang kita alami selama dua tahun terakhir, atau dampaknya terhadap hidup kita, karena fleksibilitas dan wellbeing telah menjadi hal yang tidak bisa kita kompromikan. Dengan menyambut dan beradaptasi terhadap ekspektasi baru tersebut, organisasi justru dapat menyiapkan setiap karyawan dan bisnisnya untuk meraih kesuksesan jangka panjang,” lanjut Wahjudi.
Membuat kerja hybrid efektif bagi semua orang membutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk menentukan bagaimana, kapan, dan di mana semua orang dapat bekerja. Selain itu, perlu diketahui bila teknologi memegang peranan penting.
5. Membangun kembali social capital terlihat berbeda di dunia hybrid
Data ini diketahui jauh lebih besar dibandingkan 56 persen secara global. Menarik sekali bukan?. Itu dia tren kerja di Indonesia yang didapat dari hasil riset Microsoft. Apakah kamu setuju dengan data tersebut?.[IDN Times]
ilustrasi kerja (freepik.com/pressfoto/idntimes)
Sebanyak 62 persen karyawan di Indonesia terbuka untuk menggunakan ruang imersif digital sebagai sarana meeting. Data ini lebih tinggi dibandingkan data global yang ada di angka 52 persen.
ilustrasi kerja (unsplash.com/thoughtcatalog)
Sebanyak 49 persen pemimpin di Indonesia mengatakan membangun hubungan adalah tantangan terbesar dalam era kerja hybrid. Selain itu, 65 persen pekerja pandemik di Indonesia sedang mempertimbangkan untuk berganti perusahaan pada tahun depan.
Lihat Juga
Lihat Juga