Ustaz Hilmi Firdausi/Net
SAFAHAD - Kabar masyarakat
Madura menolak kedatangan
Ustaz Abdul Somad (UAS) ternyata merupakan hoaks atau kabar bohong. Hal itu ditegaskan Pendakwah Ustaz
Hilmi Firdausi, Sabtu (21/5).
Bantahan Ustaz Hilmi itu dilakukan dengan memposting kolase foto UAS yang sedang berceramah yang di Pondok Peseantren Al-Amin di Madura.
Tampak ribuan masyarakat Madura antusias mengikuti dan mendengarkan ceramah UAS. Padahal beredar kabar jika ada wacana aksi sekelompok santri yang menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad ke Madura.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ustaz Hilmi Firdausi mengatakan bahwa acara tabligh akbar Abdul Somad di Ponpes AL-Amin sebagai bukti masyarakat Madura yang menolak UAS adalah hoaks.
“Foto2 tabligh akbar UAS di Ponpes Al-Amin Sumenep ini menjawab hoax katanya UAS ditolak masyarkat Madura,” ucap Hilmi dikutip FIN dari @Hilmi28 pada Sabtu (21/5).
Hilmi pun mengimbau kepada masyarakat untuk janganlah atas dasar kebencian membuat bersikap tidak adil. Acara yang dihadiri jutaan masyarakat sebagai bukti mencintai UAS.
“Ayolah, janganlah kebencian membuat kalian bersikap tidak adil. Setiap acara beliau selalu dihadiri lautan manusia, masyarkat begitu mecintai
UAS. Segelintir saja yang tidak suka,” ungkapnya.
Ustadz Abdul Somad saat menyampaikan ceramah dalam acara tabligh akbar di lapangan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur, Jumat (20/5/2022) malam. (ANTARA/Abd Aziz/jpnn)
Sebelumnya surat seruan penolakan kedatangan
UAS di
Madura tersebar di media sosial. Surat itu ditandatangani oleh Ustaz Ahmad sebagai koordinator aksi tertanggal 18 Mei 2022.
Namun aksi tersebut gagal terlaksana. Padahal mereka telah memberitahukan pihal Polres Sumenep. Dalam surat pemberitahuan itu rencananya masa aksi berjumlah 200 orang. Polisi pun telah bersiap.
“Sesuai SOP kami sudah melakukan persiapan pasukan pengamanan untuk mengawal aksi tersebut, namun ternyata tidak ada,” kata Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Jumat (20/5).
Berdasar surat pemberitahuan yang tersebar, aksi ini mengatasnamakan Gerakan Santri
Madura.
Rencananya aksi berlangsung pada Jumat 20 Mei 2022 pukul 13.00 di depan Masjid Jamik Sumenep. Namun, hingga waktu tersebut tidak ada aksi massa yang berdatangan.
“Ternyata aksinya tidak jadi, tapi juga tidak ada pencabutan pemberitahuannya sampai sekarang,” kata AKP Widiarti.
[Radartegal]