Pages/Halaman:
SAFAHAD - Mubaligh kondang asal Pekanbaru, Riau, Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya menjelaskan soal kabar pendeportasiannya oleh pihak Imigrasi Singapura.
Kronologi Pendeportasian
UAS mengaku kedatangan dirinya, keluarga dan sahabatnya dalam rangka berlibur. Semua berkas administrasi seperti paspor, kartu izin masuk Singapura juga lengkap.
Setelah melalui rangkaian pemeriksaan Imigrasi Singapura, sahabatnya beserta keluarga kemudian disusul istri UAS dan anaknya dipersilakan masuk ke Singapura. Herannya, giliran UAS masuk seorang petugas imigrasi menarik kembali tas UAS.
“Jadi begitu saya keluar ada satu pegawainya membawa tas saya tuh. Saya disuruh duduk di pinggir jalan dekat imigrasi, saya duduk, tas ini sebetulnya tas ustazah isinya keperluan bayi. Jadi maksud saya mau mengkasihkan tas ini ke ustazah yang sudah lepas disana. Bag for my wife, for my baby, mereka tak kasih padahal orangnya ada disana. Jadi luar biasa juga orang Singapura ni, bayi pun tak dikasih,” ungkap doktor ilmu hadits lulusan Sudan ini.
UAS mengaku sempat ditanyai petugas Imigrasi terkait tujuan datang ke Singapura dan bersama siapa. Ia menjawab bahwa dia datang ke Singapura bersama keluarga dan sahabatnya dalam rangka liburan.
“Rupanya mau dijemputnya. Saya tunjuk istri sudah lewat dengan anak ku maksudnya supaya orang tahu ini datang bukan untuk kampanye pilpres, ni orang datang untuk jalan-jalan mau liburan,” tegas UAS.
Setelah menyampaikan informasi itu, petugas imigrasi Singapura menjemput istri-anak UAS dan sahabatnya dan membawa mereka masuk ke dalam ruang pemeriksaan imigrasi. Ruang untuk UAS dipisah dengan anak-istrinya.
“Didatanginya kawan saya dengan anaknya, istrinya, rupanya mau dideportasi semua. Dipisahnya semua. Saya dimasukan ke dalam ruangan lebarnya satu meter, panjang dua meter, pas liang lahat. Satu jam saya di ruang kecil. Habis itu baru digabungkan dengan kawan saya dengan anak-anaknya, dengan ustazah, baru lah ke tempat yang ramai,” papar UAS mengakui sempat ditahan di ruang mirip tahanan imigrasi sejama satu jam, kemudian di ruang pemeriksaan imigrasi selama tiga jam.
UAS dan rombongan akhirnya dideportasi Singapura pada Senin sore sekitar pukul 14.30 waktu setempat. “Setengah lima sore kapal terakhir baru dipulangkan. Memang lah orang luar biasa,” ungkap profesor tamu di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam ini.[Suaraislam/Eramuslim]
Lihat Juga
Lihat Juga