Pages/Halaman:
Sawah Terasering Tegalalang/Net
SAFAHAD - Berkunjung ke Bali tidak lengkap bila tidak mengunjungi kawasan Ubud, Gianyar. Ubud terkenal sebagai pusat tarian dan kerajinan tradisional khas Bali.
Tempat beribadah di Ubud (Kompas)
Daya tarik monkey forest Ubud sebagai tempat liburan, terletak pada hutan lindung yang masih asri dan didalam hutan banyak terdapat kera. Di dalam area hutan juga terdapat pura Hindu yang diberi nama Pura Dalem Agung Padangtegal Ubud.
2. Pura Taman Saraswati
Teratai yang mekar menyulap pura ini menjadi spot foto instagenic yang indah nan megah. Selain kolam teratai, pura ini juga memiliki panggung pementasan tari Bali yang rutin mementaskan tari Kecak.
Pura ini sendiri beralamat di Jalan Kajeng, Ubud, Bali. Untuk masuk ke pura tidak dikenakan biaya, tapi untuk menonton pagelaran Tari Kecak kamu akan terkena biaya Rp75.000 per orang.
3. Museum ARMA
Kamu juga dapat melihat kolam teratai dan tanaman angrek yang tertata rapi yang disandingi dengan ukiran patung khas Bali. Museum ini buka dari jam 09.00 – 18.00 Wita setiap hari. Untuk sekali masuknya, kamu akan dikenai biaya sebesar Rp 50.000 per orang.
Pura Hindu ini dikhususkan sebagai tempat memuja Dewi Saraswati. Tempat ini sempat menjadi buruan para Instagramer karena terdapat koman penuh teratai yang menggelilingi pura ini.
Area museum ARMA di Ubud, Bali. (KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
Bali juga punya museum yang memukau, salah satunya Museum ARMA (Agung Rai Museum of Art) di Ubud. Saat mengunjungi museum ARMA, kamu dapat melihat banyak lukisan khas Bali dari berbagai zaman.
4. Museum Neka Ubud
Bangunannya mengadaptasi gaya bangunan tradisional Bali tetapi dengan fasilitas museum yang modern. Ada lebih dari 300 lukisan yang dapat kamu lihat di sini.
Museum ini beralamat lengkap di Jalan Raya Sanggingan Campuhan, Kedewatan, Kecamatan Ubud. Kamu akan dikenai biaya masuk sebesar Rp50.000 per orang untuk setiap kunjungannya. Museum beroperasi setiap hari dari jam 09.00-17.00 Wita.
5. Goa Gajah
Beberapa sumber menjelaskan bawha Goa Gajah sudah berdiri dari beberapa ratus tahun sebelum masehi. Tempat ini dikelilingi pepohonan hijau yang rindang, sehingga suasananya sangat sejuk dan asri.
Kamu bisa melihat tempat bertapanya para biksu disalah satu ceruk disini. Goa Gajah Ubud lokasinya berada di sebelah barat Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Harga masuknya cukup murah, hanya Rp15.000 per orang.
Selain museum ARM, ada juga Museum Neka di daerah Ubud. Museum ini menampilkan karya-karya legendaris dari pelukis ternama di Indonesia, seperti lukisan Tari Barong & Rangda karya Affandi.
Para wisatawan ramai mengunjungi Goa Gajah, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (2/4/2018). Goa Gajah merupakan salah satu destinasi wisata di Bali yang banyak dikunjungi wisatawan baik asing maupun domestik.(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)
Jangan terkecoh dengan namanya, pasalnya kamu tidak akan menemukan gajah di objek wisata ini. Nama Goa Gajah berasal dari adaptasi nama “ Lwa Gajah” yang diartikan sebagai tempat pertapaan para Biksu umat beragama Budha yang lokasinya berada di tepi sungai.
6. Istana Kerajaan Ubud
Istana ini memiliki nama Puri Saren Agung atau lebih dikenal dengan nama Puri Ubud. Istana ini merupakan kediaman dan pusat kegiatan bangsawan Ubud.
Setiap pukul 19.30 Wita, akan diselengarakan pentas kesenian tari seperti Tari Barong atau Tari Legong Keraton. Istana berlokasi lengkap di pusat Jalan Raya Utama Ubud. Untuk masuk ke area istana, kamu tidak akan dikenai biaya.
7. Ubud Art Market
Barang-barang yang dijual di pasar ini seperti, Baju kaos yang dihiasi sablon topeng barong Bali, cincin serta kalung perak desain khas Bali, kain pantai, camilan khas Bali, lukisan serta patung dengan ukiran khas Bali, dan masih banyak lagi.
Lokasi Ubud Art Market sangat dengat dengan Puri Ubud, tepatnya berada di Jalan Raya Ubud No.35. Biasanya, pasar ini beroperasi dari pukul 04.00-18.00 Wita. Sangat disarankan untuk membawa uang tunai karena mayoritas kios tidak menyediakan mesin debit.
Kamu akan dengan mudah melihat tempat wisata ini saat memasuki area pusat Ubud. Bagaimana tidak, arsitektur yang megah lengkap dengan warna emas yang berkilau pasti menyita perhatianmu.
Ubud Art Market menjadi pusat belanja oleh-oleh khas Bali di Ubud. Sesuai dengan namanya, kamu bisa membeli aneka hasil seni karya masyarakat Bali.
8. The Blanco Renaissance Museum
Isi museum didominasi dengan lukisan-lukisan fenomeal dari Antonio Blanco sendiri. Museum ini mencampurkan karakteristik budaya tradisonal Bali dengan gaya melukis ala Eropa.
Berbagai fasilitas juga disediakan oleh pengelola museum bagi wisatawan yang datang. Seperti restoran, art shop, toilet dan ruang santai.
Lokasinya beralamat di Desa Campuan, Ubud Bali dan buka setiap hari, jam 09:00 – 17:00 Wita Wisatawan lokal dapat masuk dengan membayar tiket sebesar Rp 30.000 per orang, sedangkan wisatawan asing Rp 50.000 per orang.
9. Sawah Terasering Tegalalang
Kamu dapat menikmati suasana ala perdesaan di tengah ramainya Ubud. Kamu juga dapat menikmati makanan sambil melihat permandangan ini di restoran yang tersedia di pinggir jalan.
Mayoritas restoran menyediakan sajian khas dari Bali. Lokasinya berada di desa Tegalalang Ubud. Biasanya kamu akan diminta biaya sekitar Rp 10.000 untuk kontribusi ke warga lokal.
Museum Blanco Renaissance adalah sebuah museum yang berlokasi di Ubud. Berawal dari keinginan Antonio Blanco, seorang pelukis untuk suatu hari nanti memiliki museum yang akhirnya terwujud di Ubud.
Merupakan salah satu objek wisata untuk kamu pecinta alam. Sawah Terasering Tegalalang menawarkan ruang hijau yang luas, lengkap dengan panorama alam khas Bali.
10. Arung Jeram Sungai Ayung
Arung jeram ini dikategorikan sebagai kelas dua yang cocok untuk pemula, jadi kamu tidak perlu takut untuk mencoba. Di perjalanan arung jeram, kamu akan disuguhkan panorama alam di kanan dan kiri sungai. Tidak hanya itu, ditengah kamu juga dapat melihat seni ukir khas Bali yang terukir pada dinding sungai Ayung.
Kamu bisa datang ke Jalan Raya Ubud, Ubud, Kecamatan Ubud. Kamu akan dikenai biaya sekitar Rp350.000-Rp550.000 per orangnya, tergantung dari paket wisata arung jeram.
11. Desa Wisata Nyuh Kuning Ubud
Rumah-rumah warga dapat dijadikan tempat menginap, kamu juga dapat berbaur dengan penduduk lokal dan merasakan suasana Bali tempo dulu. Ada juga tempat makan yang menyajikan makanan tradisional Bali.
Pada malam hari, kamu dapat melihat berbagai tarian tradisional khas Bali dengan membayar Rp 10.000 saja. Wisata desa ini berada di Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas, Kecamatan Ubud. Untuk sekedar berjalan-jalan disini, kamu tidak akan dikenai biaya masuk.
Untuk kamu pecinta wisata alam, kamu harus mencoba melakukan arung jeram. Sungai Ayung menjadi salah satu tempat arung jeram favorit para turis.
Bagi kamu pecinta budaya Bali, jangan lupa untuk mengunjungi desa wisata ini. Kamu dapat merasakan budaya dan adat penduduk Desa Nyuh Kuning yang masih tradisional menjadikannya salah satu situs wisata budaya di Bali.
12. Desa Petulu
Kamu dapat mengamati pola hidup burung ini sambil mendengarkan kicauannya yang menenangkan. Burung kokokan dipercaya menjadi pengawal Ida Bhatara di Pura setempat. Mereka juga menjaga desa dari gangguan hama persawahan.
Tidak heran, populasi burung kokokan yang mencapai ribuan ini menyatu dengan kehidupan warga Desa Petulu. Desa ini berada di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Disarankan untuk datang di sore hari karena disaat inilah ribuan burung kokoan kembali ke sarangnya. Bila kamu datang di siang hari, kamu hanya dapat menemukan burung kokoan jantan saja.
13. Museum dan Galeri Seni Rudana Ubud
Museum yang berdiri 11 Agustus 1995 ini, menawarkan beragam koleksi seni dari seniman ternama di dunia. Museum ini menawarkan karya seniman lokal Bali seperti, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, Wayan Bendi, Made Wianta, dan lain-lain.
Ada juga karya seniman asing seperti, Antonio Blanco, Yuri Gorbachev (Rusia), Jafar Islah (Kuwait) dan Iyama Tadayuki (Jepang), dan masih banyak lagi. Museum ini berada di Jalan Cokorda Rai Pudak No. 44, Desa Peliatan, Ubud. Museum terbuka untuk umum pada jam 08.00-17.00 Wita.
Selain Desa Wisata Nyuh Kuning Ubud, ada juga Desa Petulu. Desa ini menjadi tempat koloni tetap untuk habitat burung bangau yang dalam bahasa Bali disebut juga kokokan atau kokoan.
Museum ini meramaikan deretan museum seni yang berada di Bali. Sesuai dengan namanya, museum ini dimiliki oleh seniman sekaligus kolektor seni bernama Nyoman Rudana.
14. Pura Dalem Agung Padangtegal
Diperkirakan Pura Dalem Agung telah dibangun sekitar abad ke 14 pertengahan, ketika wilayah Ubud Bali di kuasai oleh dinasti Pejeng. Kamu bisa melihat warga Hindu Bali menyelengarakan upacara keagmaan mereka.
Lokasi pura berada di Jalan Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud. Kamu hanya perlu membayar tiket masuk ke kawasan Monkey Forest saja.
15. Pura Gunung Lebah
Sejarah pura sangat terkait dengan nama desa Ubud. Awalnya masyarakat membangun permukiman disekitar pura karena banyaknya tanaman obat di daerah sungai Campuhan. Maka desa ini disebut Ubud yang berasal dari kata Ubad, artinya obat.
Dewa yang dipuja di Pura ini adalah Dewa Danuring Gunung Batur. Pura ini memiliki peran dalam penyelenggaraan upacara pemberisihan alam yang diadakan setiap 100 tahun.
Setiap diadakannya upacara piodalan (upacara tahunan) di pura ini, akan dipentaskan kesenian tari Calonarang pura Gunung Lebah. Pura ini berlokasi di Jalan Raya Ubud, Sayan, Kabupaten Gianyar, letaknya dekat dengan Museum Blanco Renaissance.
Kamu tidak perlu membayar uang seperserpun untuk masuk, tapi kamu harus mematuhi aturan berpakaian yang berlaku.[Kompas]
Pura satu ini berada di bagian barat daya dari kawasan monkey forest Ubud. Pura ini diperuntukan untuk memuja Dewa Siwa. Pura ini memiliki nama asli Pura Dalem Agung, tetapi karena banyaknya pura bernama sama, masyarakat lokal menambahkan kata Padangtegal.
Pura Gunung Lebah unik dikarenakan letaknya yang berada di bawah jembatan sungai Campuhan Ubud. Pura ini diprediksi dibangun pada abad ke 8 oleh seorang pendeta dari India bernama Rsi Markandeya.
Lihat Juga
Lihat Juga