-->

Notification


×

Iklan

Iklan

Kategori Pilihan

Keindahan Eksotis Rawa Pening, Legenda Asal-usul dan Pesan Moral

Tayang: Kamis, 23 Juni 2022 | 08.53 WIB
Tayangan Last Updated 2022-06-23T01:54:21Z

Pages/Halaman:
Dapatkan berita terupdate dari SAFAHAD.MY.ID di:
SAFAHAD - Pernahkah Anda mendengar atau berkunjung ke Rawa Pening? Jika belum, Anda wajib mencoba berwisata ke tempat tersebut.
Rawa Pening (dlh.semarangkota.go.id)
SAFAHAD - Pernahkah Anda mendengar atau berkunjung ke Rawa Pening? Jika belum, Anda wajib mencoba berwisata ke tempat tersebut. Keindahan rawa Pening dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan destinasi wisata ketika Anda berkunjung ke Semarang.Rawa Pening merupakan salah tempat wisata yang ada di Jawa Tengah, lebih tepatnya berada di kabupaten Semarang.

Rawa Pening menyajikan panorama danau yang membentang luas. Menempati empat wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, yaitu: Kecamatan Bawen, Ambarawa, Tuntang, dan Banyubiru. Berada di cekungan antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran.

Rawa Pening merupakan danau alami dengan luas sekitar 2.670 hektar. Sayangnya, hampir setengah dari luas Rawa Pening dipenuhi dengan tumbuhan enceng gondhok.

Enceng gondhok bermanfaat bagi ikan dan biota air lainnya untuk berlindung dari paparan sinar matahari. Beragam upaya telah dilakukan, seperti dengan memanfaatkan daun enceng gondhok untuk membuat suatu kerajinan.

Akan tetapi, cara tersebut kurang optimal, karena laju pertumbuhan enceng gondhok begitu cepat. Walaupun demikian, banyaknya tumbuhan tersebut tidak mengurangi keindahan Rawa Pening.

Selain dijadikan tempat wisata, masyarakat di sekitar danau memanfaatkan Rawa Pening untuk memancing dan mencari ikan dengan menggunakan jala oleh nelayan.
Banyak warga sekitar yang berprofesi menjadi nelayan. Tak mengherankan apabila banyak perahu nelayan yang berada di tengah dan tepian danau. Hal itu semakin menambah keindahan rawa pening ini.

Jika Anda penasaran ingin merasakan nuansa berada di air rawa, kalian dapat mencoba mengitari Rawa Pening dengan menggunakan perahu yang disewakan oleh warga.

Biaya yang dikeluarkan cukup murah, Anda hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000,- saja. Dengan biaya segitu, Anda akan dibawa mengelilingi Rawa Pening selama 40 menit. Sensasi yang patut Anda coba, berkeliling di atas air yang dikelilingi enceng gondhok.

Bagaimana Cara Menuju ke Objek Wisata Rawa Pening?
Untuk menuju ke kawasan Rawa Pening Anda dapat melalui Ambarawa. Dari monument palagan Ambarawa, kemudian menuju arah ke Banyubiru. Ikuti petunjuk jalan yang ada, maka Anda akan sampai pada tujuan Anda yaitu Rawa Pening. Rawa Pening berada tidak jauh dari jalan raya.

Fasilitas yang disediakan
Saat Anda sampai di Rawa Pening, Anda akan disuguhkan dan disambut dengan adanya Kampung Rawa. Di sekitar kawasan inilah yang mendirikan dan mengelola Kampung Rawa. Di kawasan ini terdapat juga rumah makan apung

Selain rumah makan apung, tersedia juga wahana bermai, seperti becak mini, perahu karet, bebek air, serta wisata perahu yang mengelilingi danau Rawa Pening. Untuk menikmati wahana permainan tersebut, Anda akan dikenakan biaya yang tentunya tidak akan berat di kantong Anda.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Objek wisata Rawa Pening mulai dibuka dari pukul 8 pagi hingga pukul 9 malam. Biaya tiket masuk yang dikenakan sebesar Rp. 2.500,- per orang. Biaya yang sangat murah.

Tempat Wisata Sekitar Rawa Pening
Saat anda berkunjung ke Rawa Pening, jangan sampai lupa datang pula ke objek wisata yang berada di sekitarnya. Berikut ini beberapa tempat wisata yang berada di sekitar Rawa Pening.

1. Wisata Bukit Cinta, objek wisata Bukit Cinta berada di sebelah barat dya Danau Rawa Pening.
2. Museum Kereta Api Ambarawa, yang terletak 3,8 km dari Rawa Pening
3. Gua Maria Kerep, yang terletak 4,5 km dari Rawa Pening
4. Umbul Sido Mukti. Terletak 11,1 km dari dari Rawa Pening

Cerita Legenda Rawa Pening
Legenda Rawa Pening berawal dari sebuah desa yang bernama Desa Ngasem, terletak di kaki Gunung Telomoyo. Desa tersebut dipimpin oleh kepala desa yang arif dan bijaksana yang bernama Ki Sela Gondang.

Ia memiliki seorang putri berparas cantik yang bernama Endang Sawitri. Pada suatu hari, desa membutuhkan tolak bala berupa pusaka sakti sebagai syarat agar penyelenggaraan acara merti desa dapat berjalan lancar.
Lalu, Endang Sawitri diutus untuk meminjam pusaka sakti milik Ki Hajar Salokantara, sahabat Ki Sela Gondang. Ki Hajar Salokantara memberikan pesan kepada Endang Sawitri supaya ia tidak meletakkan pusaka di atas pangkuannya.

Namun di tengah perjalanan, Endang Sawitri melanggar pesan sahabat ayahnya itu. Akibatnya, Endang Sawitri hamil. Ki Sela Gondang memohon supaya Ki Hajar Salokantara mau menikahi putrinya untuk menutup aib keluarga.

Dengan berat hati, Ki Hajar Salokantara menerima Endang Sawitri sebagai istrinya. Saat melahirkan, ternyata anak yang dilahirkan berupa naga yang diberi nama Baro Klinting. Untuk melepas kutukan pusaka, Baro harus menemui Ki Hajar Salokantara yang sedang bertapa di Gunung Telomoyo.

Baro Klinting Bertapa
Di Gunung Telomoyo, Baro Klinting harus bertapa melilitkan tubuhnya sampai ke puncak Gunung Telomoyo. Malangnya, ada sekumpulan warga Desa Pathok yang tengah berburu tidak melihat wujud keseluruhan Baro Klinting. Mereka melihat ekor Baro Klinting dan memotong-motong daging ekornya.

Setelah selesai bertapa, Baro mendatangi warga Pathok untuk meminta makanan dan minuman. Namun, keadaan tubuhnya lusuh penuh luka, sehingga ia ditolak warga.

Hanya, seorang janda tua bernama Nyai Latung yang memberinya makanan dan minuman. Setelah itu, Baro Klinting menancapkan lidi. Ia mengadakan sayembara, siapa yang berhasil mencabut lidi maka ia adalah orang hebat.
Tidak ada satu pun penduduk desa yang sanggup mencabut lidi. Hanya, Baro Klinting yang berhasil mencabut. Saat lidi dicabut, air menyembur sangat deras seperi air bah, penduduk memukul kentongan tanda bahaya.

Mendengar kentongan, Nyai Latung naik ke atas lesung sesuai pesan Baro Klinting. Lama-kelamaan, air bah menjadi genangan luas berbentuk rawa-rawa dengan air yang bening. Nyai Latung menamakan desa yang tenggelam tersebut dengan Rawa Pening. Genangan air bening yang membentuk rawa.

Pesan Moral
Pesan cerita sifat angkuh atau sombong adalah sifat yang tidak terpuji. Saling membantu dan menolong adalah sifat yang patut dicontoh tanpa memandang latar belakang dan status sosial.

Nah, sudah tahu bukan mengenai wisata Rawa Pening? Jangan lupa masukkan tempat ini sebagai salah satu tujuan liburanmu! Keindahan nan eksotis Rawa Pening akan memanjakan mata Anda dan menyegarkan fikiran Anda.

Sumber: regional.kompas.com, caritahu.kontan.co.id, dlh.semarangkota.go.id, dan labbineka.kemdikbud.go.id

Lihat artikel Wisata Semarang lainnya DISINI
Lihat Juga
Lihat Juga
Lihat Juga
Lihat Juga
Lihat Juga

×
Latest Update Update
CLOSE Ads