Pages/Halaman:
5 Fakta Bendera Merah Putih yang Belum Banyak Diketahui/Net
SAFAHAD - Bendera Merah Putih adalah simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ditetapkan sejak tahun 1945 melalui Undang-Undang Dasar (UUD).
Salah satu kerajaan besar di Nusantara yang menggunakan simbol merah putih adalah Majapahit. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang tercatat pernah berkuasa di Indonesia dengan luas kekuasaan mencakup wilayah Indonesia modern hingga semenanjung Malaysia.
Candi Borobudur mengungkapkan fakta bahwa warna merah putih memang telah akrab dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pada salah satu dinding candi Borobudur, terdapat ukiran tiga orang membawa umbul-umbul berawarna gelap dan terang yang disebut pataka atau bendera.
Versi Bendera Merah Putih yang Kekecilan
Pada 16 Agustus 1945, Ibu Fatmawati menunjukan hasil karyanya, akan tetapi sebagian pejuang menganggap bendera tersebut berukuran terlalu kecil yakni berdimensi 50 cm saja. Hasilnya, Ibu Fatmawati langsung menjahit bendera merah putih yang dibuat dari seprai di rumahnya, tetapi tak memiliki warna merah.
Dibuat dari Seprai dan Tenda Warung Soto
Bendera Replika
Orang yang sangat berjasa dalam pembuatan bendera merah putih pada saat kemerdekaan Indonesia adalah Ibu Fatmawati yang tak lain istri dari Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Ibu Fatmawati yang kebingungan mencari kain berwarna merah sempat tak melanjutkan kegiatan menjahitnya. Untungnya ada Lukas Kustaryo yang baru saja diangkat ke kesatuan Tentara Republik yang membeli tenda warung soto berwarna merah seharga Rp50 sen. Uniknya, kain yang dibeli Lukas Kustaryo adalah kain yang sedang digunakan pedagang dan langsung dicopot malam itu juga.
Bendera merah putih pertama yang dijahit oleh Ibu Fatmawati rupanya pernah sobek di dua bagian sisinya. Bahkan, beberapa bagiannya terdapat lubang-lubang akibat terlalu lama disimpan. Hasilnya, bendera yang dikibarkan di Istana Merdeka merupakan replika dari bendera yang asli. Sementara itu, bendera merah putih yang asli disimpan dengan aman sebagai pusaka kemerdekaan di Istana Negara.
Kontributor: Abdul Hamid
Sumber: Pikiran Rakyat & Berbagai Sumber
Lihat Juga
Lihat Juga