Pages/Halaman:
Ikuti konten terbaru dan menarik lainnya di:
Bantu SAFAHAD NEWS Anti Hoaks via WhatsApp
ilustrasi Larangan Bagi Wanita Saat Masa Nifas atau Haid Menurut Islam/Net
SAFAHAD - Ada tiga jenis darah yang keluar dari alat reproduksi wanita dewasa. Ketiganya yakni darah haid, darah nifas, dan darah istihadhah.
: ويحرم بالحيض والنفاس ثمانية أشياء: الصلاة والصوم وقراءة القرآن ومس المصحف وحمله ودخول المسجد والطواف والوطء والاستمتاع بما بين السرة والركبة
Mengutip NU Online, ada enam ibadah yang dilarang saat haid atau nifas. Berikut rinciannya secara singkat:
Muslimah yang sedang haid atau nifas, selama masa itu ia tidak salat, dan tidak perlu mengganti salat yang ditinggalkan. Jika usai darah haid atau nifas telah berhenti, maka segera mandi wajib, lantas segera menunaikan salat di waktu itu.
Perempuan yang sedang menstruasi maupun nifas tidak boleh menjalankan puasa, sampai ia sudah suci. Nantinya setelah suci, jika ia meninggalkan puasa wajib, maka ia harus mengganti puasanya sebanyak hari yang ditinggalkan.
Larangan membaca Al-Quran ini seperti larangan bagi orang yang junub. Dalam beberapa keterangan, jika seseorang perempuan haid hendak melafalkan Al-Quran, hendaknya diniatkan dengan zikir.
Larangan membawa memegang dan membawa mushaf. Mushaf secara bahasa adalah bagian dari Al-Qur'an. Larangan ini sebagaimana dilarang bagi orang yang berhadats kecil, dalam Mazhab Syafi’i.
Berdiam Diri di Masjid, Thawaf dan Dilarang Bersetubuh
Artinya, “Thawaf di Baitullah itu (sebagaimana) shalat. Kecuali, Allah membolehkan dalam thawaf itu berbicara. Barangsiapa (ketika thawaf) berbicara, maka hendaknya ia mengucapkan hal-hal yang baik.”
Di luar yang enam perkara ini, wanita yang tengah haid atau nifas juga dilarang bersetubuh (berhubungan badan) atau istimta’ antara pusar dan lutut. Seseorang yang sedang haid dan nifas dilarang sementara untuk bersetubuh, maupun hanya istimta’ (bersenang-senang) di antara pusar dan lutut.
Larangan ini berlaku sampai masa menstruasi atau nifas berakhir. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 222.
Wanita dapat melaksanakan ibadah kembali apabila sudah bersuci (mandi janabat). Sedangkan bagi perempuan yang dalam masa istihadhah, tetap diwajibkan untuk melaksanakan salat dan puasa.
Perempuan yang telah selesai dari masa haid dan nifas, harus bersuci dengan cara mandi janabat, hal itu dilakukan untuk menghilangkan hadats besar. Sebab, ketiga jenis darah tersebut termasuk ke dalam bagian hadats besar.
Berdiam Diri di Masjid
Orang yang sedang haid dan nifas dilarang berdiam diri di dalam masjid. Dalam Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Madzhabil Imamis Syafi’i ditambahkan keterangan bahwa dilarang juga lewat dalam masjid, jika darah yang keluar dikhawatirkan akan menetes di area masjid.
Thawaf
Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa persyaratan kesucian thawaf itu sebagaimana salat. Diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim, Rasulullah bersabda.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ
Artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang mahîdh. Katakanlah, ‘Ia adalah gangguan.’ Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah amat bersuci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kamu...”.
والله أعلمُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Kontributor: Abdul Hamid
Sumber: Liputan6
Lihat Juga
Lihat Juga