Pages/Halaman:
ilustrasi Phobia
SAFAHAD - Fobia atau phobia adalah ketakutan yang terus-menerus, berlebihan, tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi. Kondisi ini adalah salah satu jenis gangguan kecemasan.
Setelah mengetahui arti dari penyakit fobia atau phobia, kini saatnya Anda mengenai macam-macam atau jenis-jenis fobia. Dikutip dari Harvard Health Publishing, secara garis besar, jenis-jenis fobia adalah:
Phobia spesifik atau fobia sederhana biasanya dialami oleh seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan pada hewan, benda, situasi, atau kegiatan tertentu.
Fobia sosial
Penderita biasanya akan merasa cemas ketika berhubungan dengan orang asing. Ketakutan tersebut mungkin akan berpengaruh pada penampilan mereka di depan umum, seperti memberikan ceramah, konser, atau presentasi bisnis.
Salah satu dari macam-macam atau jenis-jenis gangguan mental ini mungkin diturunkan dalam keluarga. Orang yang malu dan suka menyendiri saat masih kecil bisa mengalami gangguan ini. Pengalaman tidak menyenangkan atau negatif juga menambah risiko mengalami fobia sosial.
Agorafobia
Seseorang dengan kondisi ini mungkin akan menghindari bioskop, konser, atau bepergian dengan bus atau kereta. Banyak orang dengan agorafobia juga mengalami gejala gangguan panik.
Gejala gangguan panik ini antara lain ketakutan terus-menerus dan gejala fisik tidak nyaman, seperti gemetar, jantung berdebar, dan berkeringat.
Selanjutnya, Seberapa umumkah phobia?
Orang dengan phobia sosial takut dengan situasi yang memungkinkan mereka mendapatkan penghinaan, dipermalukan, atau dihakimi oleh orang lain.
Agorafobia merupakan salah satu dari macam-macam atau jenis-jenis fobia yang ditandai dengan ketakutan berada di ruang publik di mana penderita biasanya akan merasa kesulitan dan malu jika pergi atau meninggalkan tempat secara mendadak.
Seberapa umumkah phobia?
Gejala fobia
Beberapa gejala dari kondisi ini adalah perasaan cemas yang ringan hingga serangan panik yang menyeluruh. Umumnya, semakin dekat Anda dengan objek yang Anda takuti, semakin besar pula phobia yang Anda rasakan. Gejala-gejala dari fobia adalah:
Perasaan takut atau cemas yang berlebihan.
Perasaan ini biasanya tidak masuk akal dan persisten, dipicu oleh objek, aktivitas, atau situasi tertentu.
Perasaan tidak rasional atau tidak proporsional.
Munculnya perasaan yang tidak sesuai dengan ancaman sebenarnya, alias tidak masuk akal.
Sering menghindari objek, aktivitas, atau situasi pemicu dari kondisi ini.
Sadar bahwa ketakutan yang dimiliki terlalu berlebihan.
Tak jarang, orang yang memiliki fobia merasa malu dengan gejala yang dialami. Untuk menghindari gejala kecemasan atau perasaan malu, Anda akan berusaha menghindari pemicunya.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda cemas berlebihan hingga mengganggu pekerjaan atau hubungan sosial, segeralah pergi ke dokter atau atau psikoterapis. Sebagian besar pasien dapat disembuhkan jika diterapi dengan benar.
Ketakutan masa kecil, seperti takut gelap, takut monster, atau takut sendirian, sangat umum terjadi dan biasanya akan hilang seiring berjalannya waktu.
Tubuh masing-masing orang berbeda. Bisa jadi, gejala phobia yang muncul antara satu orang dengan yang lainnya adalah berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Selanjutnya, Penyebab fobia
Kebanyakan phobia dimulai saat pubertas, tetapi phobia binatang, darah, badai, dan air biasanya dimulai saat kanak-kanak. Wanita lebih sering menderita phobia dibanding laki-laki. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Kondisi ini adalah salah satu tipe gangguan kecemasan. Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apa pun sampai Anda melakukan kontak dengan objek yang membuat Anda ketakutan.
Terkadang Anda memiliki phobia karena merasa tidak nyaman. Keadaan ini bukanlah penyakit kecuali jika hal tersebut sampai memengaruhi hidup Anda.
Penyebab fobia
Awal muncul phobia dapat terjadi secara mendadak maupun bertahap. Mayo Clinic menyebut, beberapa penyebab umum dari kondisi ini adalah:
1. Pengalaman buruk
2. Faktor genetik atau lingkungan
3. Fungsi otak
Faktor risiko fobia
Usia, biasanya rentan terjadi pada remaja.
Riwayat kesehatan keluarga.
Karakteristik.
Cedera psikologis.
Diagnosis & pengobatan untuk fobia
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Selanjutnya, Bagaimana dokter melakukan diagnosis terhadap phobia?
Saat ini, penyebabnya belum diketahui dengan pasti, tapi kondisi ini cenderung terjadi dalam keluarga dan biasanya terjadi setelah kejadian yang mengguncang.
Ada macam-macam atau jenis-jenis fobia yang muncul setelah mengalami pengalaman buruk atau serangan panik yang berhubungan dengan objek atau situasi.
Genetik atau lingkungan adalah penyebab dari macam-macam atau jenis-jenis fobia yang juga umum. Biasanya, ini mungkin berhubungan dengan ketakutan berlebihan yang dirasakan orangtua Anda. Artinya, Kondisi ini bisa jadi karena genetik atau sikap yang dipelajari.
Perubahan pada fungsi otak mungkin memegang peranan dalam kondisi phobia.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena phobia adalah:
Bagaimana dokter melakukan diagnosis terhadap phobia?
Anda akan ditanya perihal gejala dan riwayat kesehatan Anda. Dari sana, dokter kemudian akan menarik kesimpulan tentang kondisi Anda.
Dokter mungkin akan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) yang diterbitkan American Psychiatric Association untuk menentukan kondisi Anda.
Psikiatri di Indonesia menggunakan kriteria tersebut yang juga dinamakan dengan PPDGJ (Pedoman Praktis Diagnosis Gangguan Jiwa).
Apa saja pilihan pengobatan untuk phobia?
Pengobatan untuk kondisi phobia di antaranya adalah kombinasi obat-obatan dan psikoterapi yang tergantung pada jenis yang dialami. Beberapa pengobatan untuk mengatasi kondisi ini adalah:
Specific phobia
Dengan terus terpapar objek tersebut, Anda akan diajarkan untuk menguasai rasa takut melalui relaksasi, kontrol pernapasan, atau strategi pengurangan kecemasan lainnya. Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan obat anti kecemasan untuk mengatasi fobia jangka pendek.
Fobia sosial
Jika SSRI tidak efektif, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat antidepresan atau antiansietas alternatif. Terapi perilaku kognitif juga bekerja dengan baik untuk orang dengan fobia sosial, baik dalam pengaturan individu dan kelompok.
Agorafobia
Selanjutnya, Pencegahan Fobia
Tidak ada pemeriksaan medis seperti laboratorium untuk mendiagnosis kondisi ini. Pemeriksaan yang kerap kali dijadikan acuan untuk mendiagnosis phobia adalah dengan melakukan wawancara klinis.
Kondisi ini bisa diatasi dan kebanyakan orang dengan fobia sadar betul akan kondisinya. Hal tersebut dapat membantu dokter melakukan diagnosis.
Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif dapat membantu mengatasi kondisi ini, terutama melalui prosedur yang disebut terapi desensitisasi atau terapi paparan. Teknik ini secara bertahap meningkatkan keterpaparan Anda terhadap hal yang ditakuti, sesuai kecepatan Anda sendiri.
Untuk bentuk fobia sosial yang lebih umum atau jangka panjang, obat yang mungkin diresepkan adalah antidepresan, biasanya SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor).
Perawatan untuk kondisi ini mirip dengan perawatan untuk gangguan panik. Perawatan obat termasuk antidepresan SSRI dan berbagai jenis antidepresan lainnya, seperti mirtazapine, venlafaxine, clomipramine, dan imipramine.
Pencegahan Fobia
Membantu diri sendiri untuk mencegah atau mengatasi fobia patut dicoba. Hal ini karena semakin mampu mengatasinya sendiri, semakin baik pula kemampuan mengontrol apa yang Anda rasakan. Beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menolong diri sendiri akibat phobia antara lain adalah:
Hadapi ketakutan Anda, satu langkah dalam satu waktu.
Belajar untuk tenang dengan cepat.
Tantang pikiran negatif tentang fobia Anda.
Strategi dan terapi menolong diri sendiri bisa bekerja efektif untuk mengatasi fobia. Perawatan yang tepat untuk Anda tergantung dari tingkat keparahan phobia, akses terhadap terapi profesional, dan jumlah dukungan yang Anda butuhkan.
Lihat Artikel Kategori Kesehatan Lainnya DISINI
Kontributor: Abdul Hamid
Sumber: Hellosehat
Lihat Juga
Lihat Juga